Senin, 13 Juni 2011

Sisi Lain Korban Wedhus Gembel Merapi: Mukena “Lethek” Seharga Rp 100 Juta

Sebuah mukena yang paling bagus niscaya harganya tidak sampai Rp 5.000.000. Tapi ini ada sebuah mukena yang sudah kusam (lethek – Jawa) ditawar Rp 100.000.000 tidak diberikan. Bahkan, kata pemiliknya, ditawar Rp 1 Milyar pun tetap tidak akan dilepas. Wah, mukena model bagaimana itu?
Berikut saya cuplikan kisahnya:
Sepasang turis asal Prancis begitu penasaran pada selembar mukena putih yang telah menyelamatkan keluarga Ponimin dari amukan awan panas yang disemburkan Gunung Merapi Selasa (26/10) malam lalu.
Tak hanya penasaran, pasangan itu pun mau saja merogoh Rp 100 juta dari kantongnya untuk membeli mukena itu.
Menurut penuturan Yati, 42, istri Ponimin, kedua turis yang tak bisa berbahasa Indonesia mendatanginya di rumah pengungsian Kamis (28/10) bersama pemandunya. Saat ini Ponimin dan keluarganya tinggal di rumah dr Anna Ratih Wardhani di Dusun Ngenthak, Kelurahan Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak Sleman.
“Kula mboten demi dhuwit (saya tidak mengejar uang). Dibeli satu miliar (rupiah) pun tidak akan saya berikan. Saya lebih memikirkan akhirat, rumah masa depan saya,” tegas Yati, seperti dikutip tempointeraktif.com, Minggu (31/10) sore.
Yati menegaskan, sampai kapan pun mukena itu tidak akan dijual. Namun, ia mengaku rela memberikan mukena itu secara gratis kepada orang yang dinilainya punya iman teguh. “Kami bisa selamat (dari terjangan awan panas Merapi) bukan karena mukena, melainkan karena izin Allah,” tegasnya….
“Mukena itu selalu saya pakai, meski warnanya yang lethek (kusam) karena tak dicuci. Saya sampai diejek teman-teman di tanah suci karena saya selalu memakai mukena yang jelek,” kata Yati.
Keluarga Ponimin adalah salah satu keluarga di Kinahrejo, Cangkringan, Umbulharjo, Sleman yang selamat dari awan panas Merapi. Menurut Ponimin, dia dan keluarganya selamat dari awan panas Merapi karena berlindung di bawah mukena itu.

1 komentar: